Cara Berhenti Merokok Dengan Bakteri Pemakan Nikotin Orang yang
merokok tahu bahwa merokok buruk bagi kesehatan, tapi kebanyakan dari mereka
sulit untuk berhenti merokok.
Dr. Janda menganalisis NicA2, enzim yang
dapat menurunkan kadar nikotin dalam darah. (Song Xue)
Orang yang merokok tahu bahwa merokok buruk bagi kesehatan, tapi kebanyakan
dari mereka sulit berhenti. Untuk membuatnya lebih mudah, para ilmuwan
mengambil pendekatan baru, mereka beralih ke mikroorganisme yang berkembang
pada nikotin.
Dalam jurnal ilmiah yang dipublikasikan dalam Journal of the
American Chemical Society,para ilmuwan menggambarkan tes yang sukses pada
penurunan enzim nikotin dari bakteri tanah yang disebut Pseudomonas
putida.
Nikotin merupakan salah satu kandungan berbahaya dari rokok yang akan
menempel pada paru-paru. Nikotin bisa merusak sel-sel di paru-paru dan
berdampak buruk bagi organ lainnya.
Perokok yang ingin berhenti dapat beralih ke berbagai bantuan farmakologis.
Termasuk permen dan produk pelepas nikotin lain yang dirancang untuk
menggantikan rokok, serta obat-obatan yang menyerap nikotin dalam tubuh untuk
mencegahnya mencapai otak, namun adiktivitas akan terus berlanjut.
Tapi tingkat keberhasilan dari pilihan ini rendah. Hanya 15 sampai 30% dari
perokok yang mencobanya mampu berhenti merokok selama lebih dari satu
tahun.
Dr Kim Janda dari Scripps Research Institute dan rekan-rekannya mencoba
sudut pandang baru. Mereka menggunakan enzim yang disebut NicA2 yang berasal
dariPseudomonas putida, semacam bakteri yang sudah diketahui
mendegradasi limbah tembakau.
Dalam eksperimen mereka, NicA2, protein yang mengandung flavin, berhasil
merusak semua nikotin dalam sampel darah dalam waktu 30 menit.
Hal ini juga tetap stabil selama lebih dari tiga minggu dalam larutan
penyangga, setidaknya tiga hari dalam serum. Tikus yang diberi enzim pun tidak
menunjukkan efek samping.
"Kami telah melakukan profil kinetik pada enzim dan telah menemukan
bahwa NicA2 memiliki banyak kualitas yang diperlukan untuk pemanfaatan terapi cara berhenti merokok, atau keracunan nikotin," ujar Dr Janda.
Komentar
Posting Komentar