Langsung ke konten utama

Rokok Elektrik Diklaim Lebih Berbahaya Bagi Otak

Rokok Elektrik Diklaim Lebih Berbahaya Bagi Otak Bahaya rokok elektrik yang kini sedang digemari menjadi perhatian peneliti. Meski beberapa orang itu salah satu alternatif Tips berhenti merokok yang dapat mengurangi kebiasaan merokok tembakau, rokok elektrik sudah diketahui menyebabkan beberapa kasus keracunan, terutama pada anak-anak.

Bahkan, penelitian terbaru yang diterbitkan di New England Journal Medicine mengatakan bahwa bahaya rokok elektrik bukan hanya keracunan saja. Peneliti sebut rokok elektrik juga mempunyai bahaya lain, yakni menyebabkan otak lebih rentan kecanduan narkoba.

"Membicarakan rokok elektrik tentunya tak lepas dari klaim yang mengatakan penggunanya bebas penyakit paru dan jantung karena tidak berasap. Padahal, rokok elektrik mempunyai bahaya yang lebih besar bagi otak, yakni membuat otak lebih mudah kecanduan narkoba," tutur peneliti dr Eric Kandel dari Columbia University, dikutip dari Reuters,

Penelitian Kandel dilakukan kepada beberapa tikus di laboratoriumnya. Mereka memberikan uap air yang sudah tercampur dengan nikotin, seperti efek yang diberikan oleh rokok elektrik, dan memberikan tikus-tikus tersebut akses kepada kokain. Sementara pada kelompok kedua, tikus tidak diberikan uap air, namun tetap diberikan akses kepada nikotin.

Setelah otak para tikus dipindai, terlihat bahwa tikus yang terpapar nikotin dalam uap air memiliki kandungan kokain lebih banyak di otaknya. Hal ini membuat Kandel yakin bahwa rokok elektrik mempunyai efek candu yang lebih besar, sehingga risiko untuk menggunakan narkoba pun menjadi lebih besar.

"Rokok elektrik mempunyai efek fisiologis yang buruk untuk otak. Menyedihkan bahwa remaja saat ini berlindung di balik keamanan semu yang mengatakan bahwa rokok elektrik lebih baik daripada rokok tembakau, padahal mereka sama-sama berbahaya," tutup Kandel.

Sebelumnya, WHO sudah mengindikasokan bahwa seharusnya rokok elektrik sama berbahayanya dengan rokok tembakau. Bahkan, papan No Smoking yang terpajang di dalam ruangan sudah seharusnya juga berlaku untuk rokok elektrik.
Dan juga  rokok elektrik ternyata berbahaya bagi anak. Benarkah?
"Anak-anak tidak mengetahui perbedaan antara racun dengan sesuatu yang bisa mereka minum karena baunya. Bau, rasa dan warna nikotin cair yang bervariasi membuat banyak anak-anak yang salah mengira dan meminumnya," papar Gaylord Lopez, direktur Georgia Poison Center seperti dikutip dari CNN,
Kasus anak yang mengonsumsi nikotin cair akibat tertipu rasa dan baunya terjadi di Oklahoma. Seorang ibu yang menggunakan rokok elektrik menemukan putranya yang berusia 4 tahun sedang mencoba memasukkan nikotin rasa buah ke dalam mulutnya. Meski sempat dicegah, namun bocah yang tidak disebutkan namanya tersebut terlanjur meminum sedikit nikotin cair milik ibunya itu.

Ren Gaulrapp, ibu dari bocah tersebut mengatakan bahwa putranya seharusnya sedang menjalani tidur siang ketika ia tiba-tiba terbangun dan keluar dari kamarnya menuju dapur. Di atas meja makan terdapat botol nikotin cair kepunyaan Ren yang memang menggunakan rokok elektrik secara aktif.
"Kami mendengar suara berisik dari dapur dan melihat dia sedang mencoba membuka tutup nikotin cari kepunyaanku. Nikotin cair itu tumpah kemana-mana dan ia memakannya," papar ibu bernama Ren Gaulrapp tersebut pada CNN.
Alhasil, bocah tersebut langsung dilarikan ke rumah sakit. Ia muntah selama sehari penuh dan mengalami gejala putus obat yang menyakitkan akibat terlanjur mengonsumsi nikotin cair. Dokter mengatakan bahwa untungnya kandungan nikotin yang terkandung dalam nikotin cair kepunyaan Ren termasuk rendah, sehingga bahaya yang ditimbulkan tidak terlalu serius.

Lopez mengatakan bahwa salah satu sebab rokok elektrik menyebabkan keracunan adalah bentuk nikotin yang menjadi cair, sehingga lebih terkonsentrasi daripada kandungan nikotin yang berada pada rokok tembakau. Varian rasa yang terlalu ramah dengan anak dinilai sebagai alasan utama anak-anak menghisap rokok elektrik. Beberapa rasa tersebut antara lain menthol, pisang, permen karet, anggur, blueberry dan rasa cola.
Berdasarkan data yang dimiliki oleh Center for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat, di bulan Februari 2014 saja terdapat lebih dari 215 kasus keracunan akibat rokok elektrik. Yang mengerikan, 51 persen dari kasus keracunan tersebut menimpa anak-anak berumur dibawah 5 tahun.
Tips Berhenti merokok dengan rokok elektrik bukanlah hal yang tepat sejauh ini,terlalu banyak penelitian saat ini masih menyimpulkan rokok elektrik tidak efektif untuk menghentikan kebiasan merokok,apalagi rokok elektrik diklaim berbahaya bagi otak.

Komentar